Welcome To My BLOG

Selasa, 12 Januari 2010

Belajar Fisika Dari Tarik Tambang

Tarik tambang adalah permainan sederhana yang sangat digemari oleh hampir semua masyarakat. Di samping karena permainan ini tidak memerlukan tempat dan peralatan khusus, juga aturan permainannya sangat praktis dan sederhana. Asalkan tersedia sebuah tanah lapang yang kosong seukuran lapangan bulu tangkis atau bahkan lebih sempit dari itu beserta seutas tambang yang kuat, permainan ini pun bisa dimainkan. Tidak ada aturan berapa jumlah pemainnya asalkan jumlahnya untuk tiap tim berimbang. Aturan mainnya pun sederhana, masing-masing tim memegang ujung-ujung tambang, menunggu aba-aba dari wasit untuk mulai menarik tim lawan yang berada di ujung tambang yang lain. Tim yang berhasil menarik tim lawan sampai melewati suatu garis batas tertentu yang telah ditetapkan dinyatakan sebagai pemenang.

Karena kesederhanaan dan kemeriahan permainan ini, hampir di setiap tempat permainan ini akan menjadi permainan yang pasti digelar dalam perayaan tujuh-belas-agustusan. Nah, meskipun tujuh-belas-agustusan masih sangat jauh mari kita mengulas tentang permainan ini dengan menggunakan fisika. Dengan pemahaman ini kita dapat menentukan strategi atau trik-trik tertentu untuk dapat memenangkannya jika kelak kita terlibat dalam permainan ini. Tidak ada salahnya bukan? Mari kita mulai.

Tarik Tambang dan Hukum-Hukum Gerak Newton

Benarkah fisika dapat membahas tentang tarik tambang? Tentu saja jawabannya adalah: ya!

Pembicaraan mengenai tarik tambang ini melibatkan hukum-hukum gerak yang dirumuskan oleh Newton. Dalam pelajaran fisika yang telah dipelajari di sekolah, tentu kita semua sudah akrab tentang hukum-hukum ini. Hukum pertama mengatakan bahwa benda akan selalu mempertahankan keadaan awalnya. Jika pada awalnya benda itu diam, maka dia akan terus diam kecuali diberikan pengaruh dari luar. Demikian pula jika dia sedang dalam keadaan bergerak, maka dia akan terus bergerak kecuali diberikan pengaruh yang menyebabkannya berhenti. Hukum ini disebut juga hukum kelembaman. Hukum keduanya mengatakan bahwa gerakan sebuah benda bergantung pada pengaruh yang diberikan pada benda itu dan massa benda itu sendiri. Semakin besar pengaruh yang diberikan, semakin cepat pula geraknya. Semakin besar massa benda itu, akan semakin lambat geraknya. Dalam istilah fisika pengaruh ini disebut gaya. Hukum ketiga mengatakan bahwa jika sebuah aksi diberikan kepada benda, maka benda tersebut akan balik melakukan reaksi yang besarnya sama dengan aksi yang diberikan, tetapi reaksi ini bekerja benda yang melakukan aksi.

Seperti yang telah kita ketahui, dalam lomba tarik tambang masing-masing anggota tim harus berusaha menarik tim lawannya yang berada di ujung seberang tambang dengan cara menarik sekuat mungkin talinya. Tarikan yang diberikan ini disebut gaya. Jika kita menganggap tali tidak bermassa, maka tarikan yang dilakukan pada tali ini akan diteruskan sepanjang tali sampai pada bagian tali yang dipegang oleh tim lawan.
Pada saat menarik tambang, peserta tim melakukannya dengan mencari posisi tumpuan kaki yang sekuat mungkin, memiringkan tubuhnya sedikit ke belakang lalu menarik tambangnya sekuat mungkin. Tumpuan kaki yang kuat diperlukan agar pada saat seseorang menarik tali, ia tidak ikut terseret. Mengapa orang tersebut akan terseret? Ini sesuai dengan hukum ketiga Newton. Karena kita menarik tali, maka tali akan memberikan reaksi yaitu balik menarik kita.

Selain itu, pada saat menarik, anggota tim juga harus memiringkan (mencondongkan) tubuhnya ke arah belakang. Hal ini perlu untuk menjaga keseimbangan akibat tarikan tali sebagai reaksi dari tarikan yang dilakukan ditambah gaya tarikan yang diberikan oleh lawan. Jika badan tidak dicondongkan, dapat dipastikan tubuh kita akan terjungkal ke depan.
Dengan mencondongkan tubuh ke belakang berarti kita memindahkan berat tubuh kita sehingga melawan tarikan tali yang bekerja terhadap kita. Dengan demikian akan mempertahankan tubuh kita sehingga tidak terjerembab ke depan pada saat kita dan lawan menarik. Di samping itu, apabila tubuh tidak dimiringkan, kita terpaksa harus mempertahankan keseimbangan kita dengan cara memindahkan titik tumpu kita ke depan. Dan ini berarti kita harus bergerak maju mendekati garis batas yang akan membuat kita dinyatakan kalah.

Apabila tarikan yang diberikan oleh salah satu tim sama dengan tarikan yang diberikan oleh tim yang lainnya, maka kekuatan tarikan masing-masing tim akan saling mengimbangi. Oleh karena itu masing-masing tim akan tetap pada posisi tempatnya bertumpu masing-masing. Ini menunjukkan bahwa permainan berimbang. Tak satu tim pun yang tertarik mendekati garis batas. Namun, apabila salah satu tim melakukan tarikan yang lebih besar dibandingkan tim lain, maka tim yang memberikan tarikan yang lebih kecil akan terseret mengikuti tarikan yang dikerahkan oleh tim yang satunya. Sekali tim dengan tarikan yang lebih kecil telah tertarik, maka tim yang satunya lagi tinggal mengerahkan tenaga secukupnya untuk mengimbangi tarikan yang diberikan oleh tim lawannya. Inilah sebabnya sehingga dalam permainan tarik tambang ini lawan rasanya sangat sulit ditarik ketika masih di awal-awal pertandingan (lawan masih bertumpu kuat pada tumpuannya). Tetapi manakala lawan telah mulai tertarik, rasanya sudah enteng untuk menarik mereka lebih jauh lagi melewati garis batas.

Bagaimana Memenangkan Perlombaan Tarik Tambang
Di atas telah kita pahami bahwa untuk dapat memenangkan perlombaan tarik tambang ini kita harus mengganggu keseimbangan lawan pada titik tumpunya. Selain itu, tentu saja kita harus mengerahkan gaya tarik yang lebih kuat daripada tim lawan.
Untuk mengganggu keseimbangan lawan, bisa dilakukan dengan melakukan tarik-ulur tambang. Awalnya tambang kita tarik kuat-kuat, lalu kita lepaskan (ulur) pada saat yang tepat. Ini akan mengganggu keseimbangan lawan sebab mereka harus memperbaiki posisi tumpuannya. Pada saat mereka bergerak memperbaiki posisi tumpuannya, saat itulah waktu yang tepat untuk kembali menarik. Ingat bahwa benda yang sedang bergerak lebih mudah untuk membuatnya lebih bergerak. Sedangkan benda yang sedang dalam keadaan diam akan sangat sulit membuatnya bergerak.

Selanjutnya, untuk mendapatkan gaya tarikan yang kuat, kita harus mengupayakan agar anggota tim kita adalah orang yang gendut. Tentu saja tidak sekedar gendut, tetapi juga harus kuat menarik. Orang yang gendut berarti orang yang memiliki massa yang besar. Menurut hukum Newton, benda yang memiliki massa yang besar akan memiliki kelembaman yang lebih besar pula. Kelembaman ini merupakan sifat benda yang akan melawan sesuatu yang akan membuatnya bergerak. Jadi, semakin gendut seseorang, maka akan semakin sulit untuk ditarik. Apabila dalam sebuah tim terdiri atas campuran orang yang gendut dan yang berpostur biasa-biasa saja, malahan mungkin ada yang kerempeng, maka sebaiknya orang gendut ini ditempatkan paling depan agar dia yang pertama kali merasakan tarikan yang dilakukan oleh lawan. Dengan modal massa tubuh yang besar, lawan akan kesulitan menariknya.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah semua anggota tim harus mengambil posisi berbaris ke belakang sepanjang tali. Posisi seperti ini akan menghasilkan tarikan yang lebih efektif dibandingkan jika tiap pemain berkumpul hanya pada satu titik pegangan di tambang (bergerombol pada satu titik).
Jika semua pemain bergerombol hanya pada satu titik pegangan di tambang, maka hanya satu pemain yang memiliki kekuatan tarikan yang maksimal; yaitu hanya pemain yang persis berada di titik pegangan yang searah dengan arah tambang itu. Tarikan pemain yang lainnya akan membentuk sudut tertentu dari titik pegangan ini. Hal ini berarti kekuatan tarikannya tidak akan maksimal. Dalam bahasa fisikanya, gaya tarikan orang ini akan terbagi menjadi dua komponen. Satu sejajar searah tambang, dan sisanya tegak lurus dengan arah tambang. Komponen yang sejajar dengan arah tambang inilah yang mempunyai kontribusi terhadap tarikan kepada lawan sedangkan yang tegak lurus tidak memberikan kontribusi apa-apa. Semakin besar sudut yang dibentuk oleh pemain dari titik pegangan di tambang (hal ini terjadi pada anggota tim yang berada di pinggir-pinggir gerombolan) maka semakin kecil kekuatan tariknya.

Nah, sekarang apakah sudah percaya bahwa fisika dapat berbicara gamblang tentang tarik tambang? Tentu saja peserta yang memahami tentang konsep fisika akan mudah menyusun strategi, teknik dan taktik dalam memenangkan perlombaan tarik tambang ini. Selamat berlomba.

Minggu, 20 Desember 2009

Alphabet Dalam Fisika

SoMeThInG sAys

bahwa fisika menciptakan berbagai macam besaran dan satuan untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa alam (juga yang buatan) yang terjadi. Untuk menuliskannya, diciptakanlah simbol yang berhubungan dengan penyebutannya, yang berasal dari beberapa sumber. Beberapa besaran dan satuan dinamai dengan nama penemunya, sedangkan lainnya dinamai dalam bahasa Inggris. Lainnya bahkan lebih ajaib lagi. Semua simbol tersebut tentu perlu dipersingkat penulisannya, sering kali menjadi satu huruf saja.

Huruf apa saja yang dipakai oleh para ahli fisika? Berikut ini contohnya.

A: Ampere, satuan arus listrik; a untuk akselerasi atau percepatan.
B: Medan induksi magnet. Mungkin berasal dari Biot-Savart.
C: Coulomb, satuan muatan listrik; c untuk kecepatan cahaya.
D: Medan listrik pergeseran (displacement); d sering dipakai untuk jarak (distance)
E: Energi; medan listrik (electric field). e untuk muatan listrik elektron.
F: Gaya (force); f untuk frekuensi.
G: konstanta gravitasi Newton; g dipakai untuk percepatan gravitasi.
H: Medan magnet akibat arus listrik. Juga H untuk Henry, satuan induktansi. h untuk konstanta Planck.
I: Arus listrik.
J: Joule, satuan energi. Juga untuk rapat arus listrik.
K: Biasa dipakai sebagai konstanta (misal: F = k q1 q2 / r2 ). k untuk konstanta Boltzmann.
L: Liter; momentum sudut; bilangan kuantum orbital. Juga biasa dipakai untuk panjang (length).
M: Massa, magnetisasi, meter.
N: Newton, satuan gaya. Juga bilangan kuantum utama dan jumlah partikel (number) dalam mol.
O: Baiklah, huruf ini tidak dipakai karena bentuknya mirip angka nol. Kalau saja bentuknya lain, mungkin akan dipakai sebagai satuan resistansi, Ohm.
P: Daya (power); tekanan (pressure); polarisasi listrik; p untuk momen dipol listrik dan momentum linear.
Q: Sering dipakai dalam termodinamika untuk usaha. q untuk muatan listrik.
R: biasa dipakai untuk jari-jari lingkaran (radius) dan jarak (range).
S: Entropi. s untuk detik (second) dan spin dalam fisika kuantum.
T: Waktu; periode; temperatur. Juga T untuk Tesla, satuan untuk medan induksi magnet.
U: Energi dalam. Kadang-kadang dipakai untuk menyatakan kecepatan, jika huruf v sudah dipakai.
V: Kecepatan, dari velocity. Juga besaran dan satuan tegangan listrik (Voltase dan Volt) dan potensial pada umumnya.
W: Usaha (Work). Watt adalah satuan daya.
X,Y,Z dipakai sebagai koordinat. Y untuk modulus Young; dalam fisika nuklir, Z menyatakan jumlah proton dalam inti.


Bahkan setelah menghabiskan (hampir) semua huruf dalam alfabet Latin, para fisikawan masih merasa belum cukup. Mereka mengeluarkan persediaan huruf Yunani:

α (alfa): Percepatan sudut.
β (beta), γ (gamma): Jenis radiasi nuklir, bersama-sama dengan α. Dalam relativitas khusus, γ berarti faktor Lorentz.
δ (delta): Fungsi delta Dirac.
ε (epsilon): konstanta permitivitas listrik.
η (eta): Dalam beberapa kesempatan, berarti efisiensi.
θ (theta): Sudut.
κ (kappa): Modulus Bulk.
λ (lambda): Panjang gelombang; rapat muatan listrik per satuan panjang.
μ (mu): Momen magnetik. Juga dipakai untuk menyatakan permeabilitas magnetik.
ν (nu): Frekuensi.
ξ (xi): Satu jenis baryon dinamai dengan huruf besarnya (Ξ)
π (pi): Selain untuk bilangan 3,1415926535… juga untuk parity yang berhubungan dengan simetri.
ρ (rho): Rapat massa atau muatan listrik per satuan volum, juga resistivitas listrik (hambat jenis).
σ (sigma): Konduktivitas listrik; rapat muatan listrik per satuan luas. Juga untuk konstanta Stevan-Boltzmann.
τ (tau): Torsi.
φ (phi): Dalam huruf besarnya (Φ) berarti fluks magnet.
χ (chi): Suseptibilitas. χm untuk magnet dan χe untuk listrik.
ψ (psi): Dalam fisika kuantum, digunakan untuk menyatakan fungsi gelombang, yang menyatakan keadaan.
ω (omega): Kecepatan sudut. Huruf besarnya, Ω, untuk Ohm.

Senin, 23 November 2009

mUsIc

MuSiC

NyaNtaI yUUUk................
abis.................belajar...
mending dengerin music.......for rilex!!!!!!!!!